Bagaimana Membuat Prolog dan Epilog yang Menarik
Bagaimana Membuat Prolog dan Epilog yang Menarik
Ketika Anda membaca sebuah novel, kerap sekali
menemukan prolog ataupun epilog dalam sebuah cerita. Sebenarnya, prolog dan
epilog itu apa, sih? Apakah sangat penting menyematkan keduanya dalam cerita
kita? Bagaimana cara membuat prolog dan epilog yang bisa menarik bagi pembaca?
Sebelum membahas lebih lanjut, aku akan menjelaskan sebenarnya prolog dan
epilog itu apa, sih?
Sebenarnya arti gampangnya prolog itu pembukaan,
sedangkan epilog itu penutup. Jika keduanya disematkan di dalam cerita itu
justru bagus, tetapi jika tidak itu juga bukan masalah. Artinya, tidak ada
kewajiban untuk menyematkan prolog ataupun epilog ke dalam cerita kita. Lalu,
bagaimana ketika ingin menyematkan prolog saja? Tidak masalah! Tetapi jika
ingin menyematkan epilog saja tanpa prolog, itu tidak boleh.
Selanjutnya, prolog yang bagus itu adalah ketika
pembaca membacanya pikiran mereka bertanya-tanya, apa maksud prolog ini? Sehingga
pembaca harus membacanya berulang kali agar bisa paham maksud dari prolog yang
kita sajikan.
Contohnya seperti ini.
Padahal minggu kemarin dunia masih baik-baik saja,
dunia yang kutinggali tidak seperti ini. Tempat yang seharusnya dipijak oleh orang-orang
hidup, ada manusia-manusia busuk yang berjalan. Sebenarnya apa yang terjadi?
Lebih kurang seperti itu contohnya!
Atau jika dibuka dengan percakapan juga bisa. Seperti
ini misalnya:
“Minggir orang hidup mau lewat!”
“Aku harus membersihkan manusia-manusia busuk ini,
dunia harus segera baik-baik saja.”
Lebih kurang seperti itu. Lalu bagaimana cara membuat
prolog dan epilog yang menarik bagi pembaca? Berikut aku akan menjelaskan
beberapa cara yang kugunakan dalam membuat prolog dan epilog yang menarik bagi
pembaca.
Cara yang pertama, langsung saja suguhkan konflik yang
membuat pembaca semakin penasaran dengan isi cerita. Seperti yang kucontohkan
di atas, konfilk langsung tersedia ketika pembaca membaca prolog saja.
Cara kedua, membuat prolog yang tidak panjang, tidak
bertele-tele agar pembaca tidak bosan. Cukup 300-500 kata saja!
Yang ketiga, buatlah prolog yang tidak berhubungan
dengan episode satu. Maksudnya seperti ini, agar pembaca semakin penasaran
dengan isi cerita maka buatlah sebuah prolog seperti teka teki. Ketika teka
teki tidak berhubungan dengan episode satu, maka pembaca semakin penasaran!
Kira-kira seperti itulah.
Untuk epilog, aku akan menjelaskannya seperti ini,
membuat epilog hampir sama dnegan membuat epilog. Tetapi epilog leih menjelaskan
penutupan sebuah cerita.
Sebagai contoh, penulis menjelaskan mengapa dunia ini
tiba-tiba dipenuhi dengan zombie? Semuanya pasti ada alasan. Mungkin di episode
terakhir sudah terjawab alasannya, tetapi di epilog dijelaskan lagi tentang
itu.
Untuk membuat epilog dan prolog yang bagus dan menarik
bagi pebaca haruslah berlaih setiap hari. Tidak langsung bisa setelah
menerapkan langkah demi langkah yang kujelaskan di atas, tetapi harus melewati
langkah-langkah latihan setiap harinya.
Semoga bermanfaat!
Baiklah, terima kasih! Have a nice day!
Menulis saja dulu.
Komentar
Posting Komentar