Mengenal Jenis-Jenis Konflik dalam Novel Fiksi
Apa saja jenis
konflik dalam novel fiksi?
Rasanya, sebuah
novel tanpa konflik sangatlah membosankan. Seperti hidupku, tanpa konflik
rasanya monoton saja, hambar, bukan?
Setiap novel
pastilah memiliki konflik, tidak peduli genre apa pun, karena semua novel tanpa
konflik rasanya ada yang tidak lengkap.
Selanjutnya,
banyak novel tidak hanya berpaku pada satu konflik saja, ada yang menyematkan
tiga konflik, empat konflik, atau lima konflik sekali pun. Tidak apa-apa, semua
itu bagus, teman-teman!
Baiklah, untuk
lebih mengenal jenis-jenis konflik, aku akan menjelaskannya lebih detail lagi.
Berikut jenis konflik yang ada di dalam novel fiksi!
Perlu diketahui,
secara umum konflik itu terbagi menjadi konflik eksternal dan internal. Lalu,
sebenarnya apa yang dimaksud dengan konflik eksternal? Jadi begini, konflik
eksternal sangat mudah diidentifikasikan. Seorang wanita yang berdebat dengan
prianya, seorang mama yang tengah memarahi anaknya, atau seorang pelajar yang
sedang bertengkar dengan teman sebayanya. Semua itu adalah konflik eksternal.
Konflik-konflik eksternal menjadi komponen kuat dalam fiksi bergenre; baik itu
petualangan, misteri, crime, fiksi sejarah, dan sebagainya.
Lalu, bagaimana
dengan konflik internal? Konflik internal itu bisa dikatakan sebagai permasalahan
yang terjadi di dalam diri si tokoh. Seperti, pemikiran, emosi, perasaan,
hubungan antar personal lain yang bertentangan, dan lain sebagainya.
Untuk mengenali
jenis-jenis konflik dalam novel fiksi, berikut penjelasan lebih lengkapnya.
1. Manusia dengan
manusia
Konflik
jenis ini adalah salah satu konflik eksternal, dimana konflik jenis ini adalah
konflik antar manusia lainnya. Sebagai contoh, pertengkaran antar saudara,
perdebatan antar anggota kelompok, atau lain sebagainya. Konflik jenis ini kadangkala
juga disebut sebagai konflik yang bertentangan dengan karakter lain. Apakah
bisa untuk dipahami?
2. Manusia dengan
dirinya sendiri
Kalau
yang di atas adalah jenis konflik eksternal, maka ini termasuk jenis konflik
internal. Lalu, bagaimana contohnya? Seorang tokoh yang sedang merasa ragu akan
dirinya, seorang tokoh yang tengah sakit, lalu mengatasi tantangan nan
rintangannya seorang diri. Mungkin seperti itulah penjelasannya.
3. Manusia dengan
masyarakat
Pada
jenis konflik ini, manusia dengan masyarakat tentu dikelompokkan pada jenis
konflik eksternal, namun bisa juga, lho dikatakan sebagai jenis konflik
internal. Hah, maksdnya bagaimana?
Jadi,
begini … ketika seorang tokoh melawan ketidakadilan yang terjadi pada dirinya,
maka itu dikategorikan sebagai jenis konflik eksternal. Namun berbeda jika
seorang tokoh dipengaruhi oleh pemisahan yang terjadi pada masyarakat, maka itu
dikategorikan sebagai konflik internal.
4. Manusia dengan
alam
Rasanya
tidak asing jika membahas perihal konflik yang terjadi antara manusia dengan
alam, bukan? Terutama para pecinta novel petualangan, tentulah tidak asing,
haha.
Biasanya,
pada jenis konflik ini banyak terjadi pada novel fiksi petualangan, sebagai
contohnya pada series Bulan milik Tereliye.
Pada
jenis ini ada beberapa konflik yang terjadi, misalnya binatang buas jika
berlatar tempat hutan, cuaca yang buruk (badai salju, hujan lebat, panas yang
begitu terik, dan lain sebagainya), atau bisa juga bencana alam (gempa bumi,
banjir, gubung meletus, tsunami, tanah longsor, dan lain sebagainya). Semua itu
adalah contoh konflik antara manusia dengan alam.
5. Manusia dengan
Tuhan
Sama
halnya dengan konflik manusia dengan masyarakat, konflik antara mansia dengan Tuhan pun dapat dikategorikan sebagai konflik eksternal dan konflik internal.
Mengapa begitu …?
Sebagai
contoh dalam mitologi Yunani seorang tokoh yang bertemu dengan Tuhan dan saling
berinteraksi.
Lalu
bagaimana saat dikategorikan sebagai konflik internal manusia dengan Tuhan? Yaitu ketika seorang tokoh kehilangan kepercayaan pada Tuhan. Begitulah
kira-kira ….
Semoga bisa
dipahami, ya!
Semangat menulis,
menulis aja dulu!
Sampai ketemu pada
materi selanjutnya
Komentar
Posting Komentar