Bagaimana membuat paragraf pembuka yang menarik pembaca?
Bagaimana membuat
paragraf pembuka yang menarik?
Selain judul, apa
bagian terpenting dari sebuah novel (tulisan)? Ya, betul … paragraf pembuka. Konon,
banyak penulis yang kurang bisa membuat paragraf pembuka yang menarik, saking
susahnya ... hingga bisa menghabiskan berhari-hari, berminggu-minggu, atau
bahkan berbulan-bulan hanya untuk menyusun kalimat pembuka yang menarik. Bahkan
… Ernest Hemingway pernah menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk menyusun
paragraf pembuka untuk karya tulisnya.
Mari bayangkan …
ketika penulis sudah menulis karya berminggu-minggu dengan harapan karyanya
bisa dibaca dan diterima harus menelan pil pahit saat tidak ada satu pun
pembaca, ketika ditelusuri alasannya adalah paragraf pembuka yang kurang menarik
membuat pembaca bosan dan memilih berhenti saja.
Ide tulisan bagus,
namun paragraf pembuka yang buruk dapat diibaratkan dengan, “Seseorang mengajak
temannya ke rumah, namun tidak disuguhi minuman, dengan kata lain tidak disambut
dengan baik,” lalu … apa yang akan terjadi dengan teman seseorang tadi,
menurutku temannya akan kapok, lebih memilih untuk tidak datang lagi ketika
seseorang itu mengundangnya lagi. Mengapa? Tentu saja karena tidak diperlakukan
dengan baik.
Sama halnya dengan
tulisan, ketika memiliki ide yang baik tetapi paragraf pembukanya tidak dibuat
dengan baik, tidak dibuat dnegan menarik, maka pembaca akan kabur saat itu
juga. Syukur-syukur masih dibaca hingga satu bab selesai, kalau langsung
ditinggalkan, bagaimana?
Sejujurnya, aku
pernah mendengar kalimat ini, “Bab pertama adalah penentu sukses atau tidaknya
karya kita.”
Apakah sudah terbayang,
betapa pentingnya paragraf pembuka? Baiklah, ada beberapa tips yang bisa
penulis lakukan untuk membuat paragraf pembuka yang menarik, apa sajakah? Berikut
tips cara membuat paragraf pembuka yang menarik.
Cara yang pertama
agar membuat paragraf pembuka yang menarik adalah Jangan menggambarkan
pengenalan tokoh. Contohnya bagaimana, baik seperti ini,
Namaku Laura, usiaku
17 tahun. Aku masih menempuh pendidikan di salah satu SMA Swasta di Jakarta. Aku
yatim piatu, dan bla … bla … bla ….
Coba bacalah,
apakah kalimat itu cukup indah untuk menarik ribuan pembaca?
Lalu, ada pula
yang menuliskan seperti ini ….
Matahari sudah
muncul, waktu pagi telah tiba. Saatnya aku memulai aktivitas, yakni menyapu,
mengepel, mencuci piring, dan kegiatan rumah lainnya. Rasanya cukup letih,
namun aku harus bersemangat, bukan … bla … bla … bla ….
Dari kedua contoh
di atas, apakah cukup bisa mendatangkan ribuan pembaca untuk karya kita? Kurasa
tidak … aku membacanya pun cukup bosan dengan kalimat pembuka seperti itu. Duhhh,
jangan menulis paragraf pembuka seperti itu, ya!
Nah, selanjutnya …
bagaimana menulis paragraf pembuka yang menarik hati pembaca? Paragraf pembuka
yang bisa mendatangkan ribuan pembaca hanya dengan kalimat seperti ini.
1. Gunakan paragraf
yang mengandung aksi
Gadis
mungil yang tengah mengenakan gaun putih tulang itu berlari dengan cepat. Bulir-bulir
keringat menetes dari dahinya yang mulus, namun ia tidak menghiraukannya. Kedua
mata cokelat terangnya menyapu hutan rindang di kegelapan malam, ia hendak
mencari tempat persembunyian agar monster yang telah menelan kedua teman-temannya
tidak bisa menjumpainya. Sungguh, ia tidak ingin mati bersama teman-temannya.
2. Buatlah paragraf
pembuka dengan berdialog
“Sejujurnya,
aku tidak menyangka jika Naka bersikap seperti itu ….” Ungkapku dengan mata
yang berkaca-kaca.
“Hei,
sudah jangan menangis … kamu masih pacarnya Naka, bukan istrinya. Putuskan segera
hubungan kalian jika kamu tersiksa!” Tika menimpali dengan kesal.
Aku
merengut mendengar jawaban darinya, “Tetapi … aku sangat mencintai Naka, Tika …
cintaku tidak mudah berubah hanya dengan sikapnya yang seperti ini.”
“Dasar
gadis bodoh!”
3. Membuat paragraf
pembuka juga bisa memasukkan pemikiran si tokoh, seperti ini contohnya.
Aku
pikir, apa yang kulakukan adalah benar. Mempertahankan hubunganku dengan Naka adalah
hal yang tepat, tetapi … kali ini aku menyesal. Rasanya apa yang Tika katakan
tempo lalu benar, aku adalah gadis bodoh. Pria yang aku pertahankan adalah pria
yang ingin membunuhku saat ini, haruskah aku melakukan saran dari tika? Tetapi …
bagaimana aku tahan memutuskan hubunganku dengannya, aku masih saja
mencintainya.
4. Membuat paragraf
pembuka dnegan setting!
Nah
buat penulis lain yang suka membuat paragraf pembuka dengan matahari terbit
atau terbenam, coba deh diganti dengan setting saja, beginilah contohnya.
Begitu
aku membuka daun pintu yang didominasi dengan warna cokelat terang, mataku
menangkap tumpukkan buku di mana-mana, beberapa lembar kain yang menggantung
ditembok tak beraturan. Oh astaga, bantal dan guling sudah berjatuhan di
lantai, sementara itu … sang empu kamar masih terbaring di ranjang. Aku tidak
tahu, pantaskah ini disebut kamar?
Contoh
lain ….
Kota
yang aku pijaki saat ini bukanlah ibukota yang terkenal macet di mana-mana,
tetapi saat ini … kota pinggiran yang terkenal sejuk terasa seperti ibukota. Jalanan
begitu padat dilalui oleh kendaran, dan … matahari terasa begitu panas, rasanya
begitu mirip seperti ibukota, tidak ada bedanya.
Lebih kurang
itulah yang bisa kubagaikan, semoga bisa menambah wawasan, terima kasih! ^^
Oh iya, tetap
semangat menulis, ya!
Menulis aja dulu!
Semangatttt! <3
Sederhana tapi buat yang kurang berlatih, agak gimana gtu hehehe 😂
BalasHapus